Senin, 21 Oktober 2013

Life Skill Pendukung dalam Dunia Kerja


Dewasa ini, posisi pendidikan di sekolah diberi peranan yang sangat dinamis. Pendidikan semakin diarahkan kepada tujuan-tujuan nasional. Sebagai salah satu diantara “industri” vital negara, pendidikan mengabdikan diri untuk menghasilkan manusia-manusia yang diperlukan dalam memajukan kemakmuran bangsa, bahkan memajukan kedudukan bangsa dan negara di dunia yang bersaing. Pernyataan-pernyataan seperti “
pendidikan sebagai investasi” atau “pendidikan sebagai kunci perubahan” pada dewasa ini sedang memperoleh pengakuan sebagai kebenaran di kalangan para pemimpin negara, para perancang kebijakan, dan para ahli yang menaruh minat dalam proses pembangunan.
Salah satu pendekatan untuk memperjelas peran pendidikan di sekolah adalah melihat peran sekolah dalam menolong individu, keluarga, masyarakat, dan negara. Salah satu masalah yang dihadapi pada saat ini adalah adanya kenyataan bahwa sebagian besar (53,12%) lulusan sekolah (SMA/Aliyah) yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi dan sebagian besar lulusan SLTP/MTs tidak melanjutkan ke SLTA. Kenyataan ini mengundang pemikiran yang serius, karena lulusan SLTP/MTs dan SMA/Aliyah merupakan calon tenaga kerja yang pada dasarnya tidak dibekali dengan kecakapan khusus (life skills) dalam memasuki dunia kerja. Konsep pengembangan sumber daya manusia yang akan datang dalam meningkatkan pasaran kerja bagi siswa yang telah selesai/menamatkan sekolahnya diantaranya harus memilki sikap: professional, actuative on know how, continous learning, self motivation and innovative, and entrepreneurship.



Menurut Chalpin (2006:179) pengalaman adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik dan latihan. Pengalaman tersebut sangat dibutuhkan oleh peserta didik ketika mereka harus mengaliokasikannya di tengah-tengah masyarakat setelah mereka lulus. Melalui berbagai sumber baik dari media maupun dari orang-orang yang telah bekerja, peserta didik dapat memperoleh gambaran dari pengalaman- pengalaman orang yang telah bekerja tersebut, sehingga peserta didik dapat menghargai keberhasilan seseorang yang telah dicapainya. Mengingat  perkembangan jaman yang semakin maju, lulusan SLTA  diharapkan memiliki kemampuan untuk bekerja dan memiliki kesiapan kerja agar bisa bersaing dalam dunia kerja. Pengalaman Praktik  dan latihan memberikan wawasan dan tambahan ilmu pengetahuan kepada peserta didik untuk siap bekerja setelah ia lulus dari SLTA. Hal ini, karena peserta didik telah melihat dan terbiasa dengan keadaan dunia kerja yang sebenarnya. 

Selain itu, dengan adanya Praktik dan Latihan peserta didik dapat melatih keterampilan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat di sekolah sehingga menumbuhkan kepercayaan diri untuk siap bekerja setelah lulus dari SLTA. Pada saat peserta didik melaksanakan Parktik dan Latihan, peserta didik dituntut untuk bersungguh dalam melakukan suatu pekerjaan agar mempunyai pengalaman yang dapat bermanfaat di kemudian hari. Jika peserta didik tersebut tidak bersungguh-sungguh, peserta didik tidak akan terbiasa dengan keadaan dunia  kerja yang sebenarnya dan keterampilan  peserta didik menjadi kurang, sehingga tidak ada Kesiapan untuk terjun di tengah-tengah masyarakat setelah lulus dari SLTA. Oleh sebab itu, dengan adanya tantangan tersebut diharapkan siswa SLTA  mempunyai kompetensi dan nilai lebih sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitasnya sebagai Lulusan yang berkarakter.

2 komentar: